• Jelajahi

    Copyright © MEDIA WJBM
    Best Viral Premium Blogger Templates

    WJMB

    Iklan

    Irwansyah

    Menguak Silsilah Mpu Bada: Antara Warisan Raja Sigalingging dan Identitas Marga yang Dipertanyakan

    ADMIN TRIBUN
    Sabtu, 02 Agustus 2025, 10:52:00 PM WIB Last Updated 2025-08-03T05:52:27Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Menguak Silsilah Mpu Bada: Antara Warisan Raja Sigalingging dan Identitas Marga yang Dipertanyakan




    Barus, Tapanuli – 3 Agustus 2025
    Nama Mpu Bada atau sering disebut Ompu Bada kembali menjadi pembicaraan hangat dalam diskusi budaya Batak dan Pakpak, setelah sejumlah tokoh adat dan keturunan Mpu Bada menyampaikan sikap tegas menolak identitas marga Parna dan Sigalingging yang selama ini dilekatkan pada mereka.

    Mpu Bada dikenal dalam sejarah sebagai cucu dari Raja Sigalingging, melalui anak sulung Guru Mangarissan (Sigorak). Dalam perjalanan hidupnya, Mpu Bada membuka wilayah pemukiman baru ke arah Sindeas Manduamas, menjangkau Kabupaten Dairi, Pakpak hingga ke daerah Boang di Kabupaten Aceh Selatan.



    Sebaran dan Keturunan Marga Mpu Bada

    Keturunan Mpu Bada saat ini telah menyebar luas di berbagai kabupaten, dengan marga-marga turunan yang memiliki ciri khas lokal tersendiri. Di antara marga-marga tersebut antara lain:

    1. Tendang → Boang, Aceh Selatan

    2. Banurea (berasal dari Rea) → Salak, Kabupaten Dairi

    3. Manik (khususnya Manik Kecupak dan Manik Pegindar) → wilayah Pakpak/Dairi

    4. Bringin → Simerpara, Dairi

    5. Gajah → tersebar di Manduamas (Tapteng), Parmonangan (Taput), dan Pakkat (Dairi).

    6. Berasa→ Parmonangan, Parlilitan, dan Sileang (Taput).

    7. Boangmanalu dan Bancin → anak-anak dari Banurea



    Dari keturunan Banurea juga lahir marga-marga lain seperti:

    1. Saraan→ daerah Keppas
    2. Kombih → Boang
    3. Brampu→ Keppas



    Kontroversi dan Penolakan Identitas Parna



    Meski secara silsilah Mpu Bada masih berada dalam garis keturunan Raja Sigalingging, mayoritas keturunannya saat ini menolak dikaitkan dengan marga Parna, dan bahkan tidak lagi mengakui identitas Sigalingging sebagai bagian dari tarombo mereka.



    Menurut tokoh adat di Dairi dan Boang:

    > “Kami punya adat, bahasa, dan struktur marga sendiri yang berbeda dari Parna. Kami menghormati sejarah, tapi kami juga punya jalan adat sendiri.”



    Sikap ini juga diperkuat dengan temuan dalam dokumen sejarah masa Hindia Belanda, yang mencatat marga-marga seperti Banurea, Gajah, dan Bringin sebagai entitas yang telah mapan dan berdiri sendiri jauh sebelum pencampuran identitas marga Parna terjadi di wilayah-wilayah sekitar Danau Toba.



    Silsilah (Tarombo) Mpu Bada – Skema Singkat





    Raja Sigalingging  
    └── Guru Mangarissan (Sigorak)  
        └── Mpu Bada (Ompu Bada)  
            ├── Rea → Banurea  
            │ ├── Boangmanalu  
            │ ├── Bancin  
            │ ├── Saraan  
            │ ├── Kombih  
            │ └── Brampu  
            ├── Manik (Kecupak, Pegindar)  
            ├── Bringin  
            ├── Gajah  
            └── Berasa  
    ```




    Seruan Pelestarian Identitas Lokal

    Sejumlah tokoh adat dan budaya dari Pakpak, Manduamas, dan Boang menyerukan agar pemerintah daerah dan lembaga adat menghormati keputusan dan sejarah lokal ini, serta tidak lagi memaksakan identitas marga berdasarkan garis keturunan yang tidak diakui secara adat dan budaya lokal.

    Mereka juga berharap agar tarombo Mpu Bada dicatat dalam dokumen resmi kebudayaan, baik di tingkat kabupaten maupun nasional, agar tidak terjadi lagi kebingungan identitas generasi ke depan.(TIM)


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini